Setiap kali menjelang tanggal 1 April, banyak
diantara kita begitu terbawa dengan budaya 'pandang ke barat', dan
mereka menjadi begitu sibuk sekali. Kepala mereka penuh dengan rencana
dan mencari mangsa-mangsa untuk dipermain-mainkan. Bahkan sewaktu
sedang bekerja atau sedang makan pun kepala mereka mencari cara dan
membuat rencana 'penganiayaan' ini. Tiap tanggal 1 April, ada saja orang—terutama
anak-anak muda—yang merayakan hari tersebut dengan membuat aneka
kejutan atau sesuatu keisengan. April Fools Day, demikian orang Barat
menyebut hari tanggal 1 April atau lebih popular disebut sebagai ‘April
Mop’. Namun tahukah Anda jika perayaan tersebut sesungguhnya berasal
dari sejarah pembantaian tentara Salib terhadap Muslim Spanyol yang
memang didahului dengan upaya penipuan? Inilah sejarahnya yang disalin
kembali sebagiannya dari buku “Valentine Day, Natal, Happy New Year,
April Mop, Halloween: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pustaka Alkautsar,
2005) Yang penting mereka ingin puas melihat muka
mangsa-mangsa gurauan April Mop mereka merah padam karena
dipermain-mainkan. Bagaimanapun, tanpa mereka sadari, kadang
guyonan-guyonan biasa atau 'practical jokes' yang dilakukan dapat
menjadikan perselisihan dan penyesalan yang berkepanjangan. SEJARAH APRIL MOP
Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan
kegembiraan dan kepuasan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi
besar yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau The April’s
Fool Day berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487
atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada
baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan
Islam.
Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh
Panglima Thariq bin Ziyad , Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi
satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol,
namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju
Perancis. Perancis Selatan dengan mudah bisa dibebaskan. Kota
Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh.
Walau sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku
Goth dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.
Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap
para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, maka banyak
orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk
Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, namun mereka
sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan secara Islami. Mereka tidak
hanya membaca Al-Qur'an tapi juga bertingkah laku berdasarkan
Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan
bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu
berlangsung hampir enam abad lamanya.
Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di
sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam
dari Spanyol, namun mereka selalu gagal. Telah beberapa kali dicoba
tapi selalu tidak berhasil. Dikirimlah sejumlah mata-mata untuk
mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol. Akhirnya mata-mata itu
menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni pertama-tama
harus melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan
budaya.
Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirim
alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik
diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi
dan menari ketimbang baca Qur’an. Mereka juga mengirim sejumlah ulama
palsu yang kerjanya meniup-niupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam
Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.
Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai
pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan
dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang idbantai, juga
penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, semuanya
dihabisi dengan sadis.
Satu persatu daerah di Spanyol jatuh, Granada
adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di
Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah
untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar
mereka.
Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal
menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah,
tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang masih
bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan
pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan
aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa
barang-barang keperluan mereka. “Kapal-kapal yang akan membawa kalian
keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin
keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol, setelah ini maka
kami tidak lagi memberikan jaminan!” demikian bujuk tentara Salib.
Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran
ini. Beberapa dari orang Islam diperbolehkan melihat sendiri
kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah
benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka
segera bersiap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke
kapal-kapal tersebut. Mereka pun bersiap untuk berlayar.
Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim
Granada yang keluar dari rumah-rumahnya dengan membawa seluruh
barang-barang keperluannya beriringan jalan menuju pelabuhan. Beberapa
orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib bertahan dan terus
bersembunyi di rumah-rumahnya. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di
pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang
telah itinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat
angkasa ketika para tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut
bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.
Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di
pelabuhan hanya bisa terpana ketika tentara Salib juga membakari
kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol.
Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa
berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga
kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anaknya yang masih
kecil-kecil. Sedang tentara Salib itu telah mengepung mereka dengan
pedang terhunus.
Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan
tentara Salib itu segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol
tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan
buas tentara Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak
berdaya.
Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis
dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru
telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. Tragedi ini bertepatan
dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia
Kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The Aprils Fool Day).
Bagi umat Islam April Mop tentu merupakan
tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya
seiman disembelih dan dibantai oleh tentara Salib di Granada, Spanyol.
Sebab itu, adalah sangat tidak pantas jika ada orang Islam yang
ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Sebab dengan ikut merayakan April
Mop, sesungguhnya orang-orang Islam itu ikut bergembira dan tertawa
atas tragedi tersebut. Siapa pun orang Islam yang turut merayakan April
Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan
massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, beberapa abad
silam.
|